Kepada yang arid lissukun...
Kepada kau, Arid lissukun
Yang mengantar perjalanan panjang
Se-enam harakat di hidupku
Serupa kasih, cinta, rindu, percaya, setia, lalu menutup nya dengan luka, di ujung perjalanan yang benar benar akhir...
Kau waqaf kan tidak hanya sebentar
Menjadikan ku terasing di ujung hayat,
Menepi, bergeming, lalu rasa pun menjadi hening, tak mampu melanjutkan perjalanan atau mengeja tajwid lainnya.
Aku hanya mau membaca dengan tujuh nada...
Yang bayyati melembutkan kasih, dan menghijaz-shabakan rindu dengan cengkrama, dan rast menjunjung percaya, yang menjiharkan setia, yang men-shikakan tingkah laku, hingga kita lupa dan tersesat, di ujung nahawand yang benar benar duka, serupa pujangga-pujanggi, melantunkan ayat musikalisasi puisi, di antara romansa dan elegi.
Lalu, hanya aku yang belum melupa
Bagaimana perjalanan kita yang enam harakat, dan benar benar meratapi nya, dengan melagukan air mata.