Mengenal Abon Aziz (Samalanga) serta Karamahnya

Siapa yang tak kenal dengan seorang ulama kharismatik Aceh atau yang lebih di kenal dengan Abon Aziz.

Nama lengkap beliau ialah Tgk. H.Abdul Aziz bin Muhammad Shaleh, beliau lahir pada tahun 1351 H / 1930 M di kabupaten Bireun.

Beliau ialah pimpinan LPI MUDI Mesjid raya Samalanga tahun 1958 M - 1989 M, beliau ialah salah seorang ulama kharismatik Aceh yang sangat menonjol dalam ilmu Mantiq, tak heran jika beliau di gelar dengan Al-Manthiqi.

Disaat beliau menjadi pimpinan Dayah LPI MUDI Mesjid raya Samalanga banyak perubahan dan kemajuan yang terjadi, baikpun dari segi jumlah murid yang meningkat pesat dari sebelumnya begitu juga dari segi kurikulum pendidikan dan juga pembangunan yang berkembang sesuai pada zaman itu.

Gambar abon Aziz beserta muridnya dalam kegiatan gotong-royong

Abon Aziz dikenal sebagai sesosok ulama yang sangat disiplin dalam hal ngajar mengajar (beut seumeubeut), tak heran jika murid murid beliau juga sangat disiplin dalam hal ngajar mengajar seperti Abu Mudi.

Disaat mengajar, beliau tak pernah bosan mengamanahkan kepada murid murid nya agar kita selalu beut seumeubeut artinya (ngajar mengajar) dimanapun berada dan dalam kondisi apapun, hal itu disampaikan dengan penuh motivasi sehingga menjiwai dalam pemikiran murid murid beliau.

Dengan keberkahan beliau kalimat beut seumeubeut itu terus menerus tertanamkan dalam jiwa murid murid beliau sampai menjadi seorang guru, dan mengamanahkan kembali kalimat tersebut kepada murid muridnya yang sekarang.

Tak heran sampai sekarang ini banyak alumni LPI Mudi mesjid raya Samalanga yang mendirikan dayah / balai dirumah nya yang berakhiran dengan nama Al-Aziziyah.

Karamah (firasat) Abon Aziz selalu terbukti :

1. Pada awalnya Tgk. Nuruzzahri atau yang di sapa dengan Waled NU, hanya mendirikan panti asuhan bukan dayah, maka abon mengatakan kepada muridnya Abu Mudi yang bahwasanya suatu saat Waled Nu akan mendirikan dayah, ternyata hal ini terbukti panti asuhan yang di kelola oleh  Waled Nu berkembang pesat menjadi satu Dayah yang terkenal (Dayah Ummul Ayman).

2. Pernah salah seorang dari murid beliau bertanya mengapa abon tidak membentuk suatu ikatan alumni seperti yang dilakukan oleh Abu Teupin raya (pimpinan Dayah Darus Sa'dah), maka abon menjawab hal itu tidak perlu saya fikirkan, karena suatu saat mereka (Anak murid Abon Aziz) akan memikirkan nya sendiri, hal ini juga terbukti yang bahwa alumni LPI MUDI Mesjid raya Samalanga telah memiliki suatu ikatan yang terhubung di bawah naungan Al-Aziziyah.

3. Pernah suatu ketika ada 2 orang santri baru menghadap abon, kemudian keduanya dipandang abon dengan tatapan yang sangat lama, setelah mereka berdua keluar, hal tersebut ditanyakan kepada muridnya, abon menjawab yang bahwa besok salah seorang dari mereka akan pergi meninggalkan Dayah, dan satu nya lagi akan menetap didayah hingga beberapa tahun, hal ini juga terbukti keesokan harinya salah seorang dari mereka pergi meninggalkan Dayah dan satu nya lagi menetap sampai beberapa tahun.

4. Salah seorang dari anak murid beliau, Abu manan mengeluh kepada Abon prihal anak kandungnya yang sulung memiliki kekurangan mental dan susah di ajarkan ilmu agama, Abon mengatakan kepada Abu manan jangan khawatir, suatu saat anak sulung nya lah yang menjadi tulang punggung keluarga dalam hal menafkahi, hal ini juga terbukti setelah Abu Manan meninggal dunia.

5. Dan masih banyak lagi kebenaran firasat Abon Aziz yang terbukti kebenarannya. 

Abon Aziz wafat pada tanggal 9 Jumadil akhir 1409 H / 17 Januari 1989 M, bertempat di Samalanga dan dikebumikan di komplek Dayah Mudi Mesra Samalanga kab, Bireun, pada saat itu beliau menutupi usianya 58 tahun.




Previous Post Next Post